Nama : Rizki Tamala
Npm :192 10 163
Kelas : 3ea 17
ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN
Npm :192 10 163
Kelas : 3ea 17
ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN
ANALISIS JURNAL PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK
SENDI (ROM) TERHADAP
KEMANDIRIAN PASIEN HEMIPARISE
PASCA STROKE
NON HEMORAGIK DI RS DR.
KARIADI SEMARANG
Oleh : Waginah
Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Diponogoro.
Latar Belakang :
Stroke merupakan problem penyakit saraf yang dapat
menyebabkan kematian, stroke ulang dan kecacatan. Banyak parameter yang dapat
digunakan untuk mengetahui perkembangan kemajuan defisit neurology diantaranya
dengan cara mengukur fungsi motorik dan disabilitas dengan skala Indeks Barthel
dan latihan lingkup gerak sendi (ROM).
Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh latihan lingkup gerak sendi (ROM)
terhadap kemandirian pasien dengan perbaikan aktifitas kehidupan sehari-hari
pada pasien pasca stroke non hemoragi.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan pendekatan quasi eksperimen dengan subyek penelitian
adalah 33 pasien stroke hemoragi yang dirawat inap di bangsal syaraf dan unit
stroke RS Dr. Kariadi Semarang selama bulan Desember 2009 sampai dengan Mei
2010. Pelatihan lingkup Gerak Sendi (ROM) dilakukan pada awal pasien masuk atau
hari pertama dan dilakukan pemantauan perkembangan kemandirian dengan Indeks
Barthel sampai dengan hari ke-empat rawat inap. Batas kemaknaan dalam
penelitian ini adalah p<0.05.
Hasil Penelitian :
Subyek penelitian dengan latihan lingkup gerak sendi kurang
aktif sebanyak 14 (42.4%), aktif 10 (30.3%), sangat aktif 9 (27.3%) , sedangkan
untuk kemandirian ketidakmampuan menengah (skor 10-14) sebanyak 3 (9.1%),
kemandirian ketidakmampuan ringan (skor 15-19) sebanyak 25 (75.8%), mandiri
dalam ADL skor ≥ 20 sebanyak 5 (15.2%), batas kemaknaan dalam penelitian ini
adalah berbeda bermakna (p = 0.001).
ANALISIS :
Latar belakang
penelitian
Permasalahan
terkait stroke yang dibahas kejadiannya masih relevan sampai saat ini karena
stroke merupakan kesehatan utama, khususnya di Negara berkembang termasuk
Indonesia, Peningkatan jumlah penderita stroke ini identik dengan perubahan
gaya hidup yaitu pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh
dunia, tak terkecuali Indonesia. Menurut SKRT 2005 penderita stroke di
Indonesia mencapai Di Indonesia sebanyak 25,8 % orang lanjut usia terkena
serangan stroke dan 10,9 % pada usia lebih muda sedangkan menurut SKTR tahun
2010 sebanyak 37,5 % orang lanjut usia terkena serangan stroke dan 20,5 % pada
usia lebih muda, diperkirakan setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk
Indonesia terkena serangan stroke dimana sekitar 25 meninggal dunia sisanya
mengalami cacat ringan maupun cacat berat. Dari angka kejadian tersebut stroke
merupakan penyebab kecacatan no.1 dan penyebab kematian no.3 setelah penyakit
jantung koroner dan penyakit kanker.
Metode penelitian
1. Prinsip berbuat baik (Beneficence) Beneficence berarti
melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik
2. Prinsip
tidak merugikan berarti tugas yang dilakukan perawat tidak mengandung unsur
yang membahayakan, merugikan, rasa cemas, rasa takut. Prinsip nonmaleficence
menekankan peneliti untuk tidak melakukan tindakan yang menimbulkan bahaya bagi
responden.
3. Prinsip
veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti
4.
Prinsip keadilan adalah suatu kewajiban untuk bersikap adil dalam distribusi
beban dan keuntungan ( Kozier, Berman, & Snyder, 2004 ). Prinsip keadilan
menuntut peneliti untuk bersikap adil pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. \
Hasil
penelitian
Hasil penelitian diatas
menyimpulkan bahwa dengan ROM yang sangat aktif mempunyai peluang perbaikan ADL
atau kemandirian lebih baik pada pasien stroke. Hasil penelitian diatas
menunjukkan bahwa terapi latihan berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan
fungsional penderita stroke khususnya jika dilakukan secara intensif dalam 6
bulan pertama, hal ini sesesuai dengan teori dari Bruno Petrina (2007) dalam
buku yang berjudul “Motor Recovery instroke” teori ini diakses di
http://emedicine medscape.com, Bruno Petrina mengatakan penderita stroke yang
diberikan terapi latihan secara intensif dalam 6 bulan pertama akan menyebabkan
perbaikan kemampuan motorik penderita stoke semakin baik apalagi bila dilakukan
makin sering atau intensitas waktu latihan diberikan semakin banyak, hal
menguatkan teori bahwa aktivasi jaringan saraf bersifat usedependent, semakin
sering digunakan, semakin kuat dan semakin meningkatkan jumlah sinaps yang
terbentuk. Disamping itu pemulihan fungsi neurologis setelah stroke terjadi
dalam 3-6 bulan pertama melalui mekanisme natural dengan cara resolusi edema
local, resopsi toksin-toksin local, pemulihan sirkulasi local dan pemulihan neuron
yang mengalami iskemia.
Dari penelitian diatas
maka memberikan lingkup gerak sendi (ROM) sangat perlu diberikan terutama dalam
6 bulan pertama untuk memaksimalkan perbaikan kemampuan motorik sehingga dengan
kemmapuan motorik yang meningkat akan menyebabkan pasien mampu melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebuttuhan ADL secara mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar