ETIKA DALAM BISNIS
Rizki Tamala 19210163
Makalah. Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2013
Kata kunci : Etika Dalam Bisnis, Etika Bisnis, Pelanggaran
Etika, Pelaku Bisnis
ABSTRAK
Banyak perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional. Namun kenyataan yang terjadi, para pelaku bisnis banyak yang
hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan etika bisnis yang seharusnya.
Banyak bisnis yang mengabaikan norma-norma yang seharusnya. Tujuan
penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan
pelanggaran etika dalam bisnis dan untuk mengetahui contoh apa saja pelanggaran
etika dalam bisnis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor
penyebabnya adalah ketidaktahuan dan ketidakmampuan.
Seiring
dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia
perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan
tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro.
Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara,
bahkan tindakan yang identik dengan kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu
tujuan. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang
bersifat interaktif.Contoh pelanggaran etika bisnis
yaitu seperti, pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi, pelanggaran
etika bisnis terhadap akuntabilitas, pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip
pertanggungjawaban, pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran,
pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran, pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip empati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia
perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan
tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro.
Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara,
bahkan tindakan yang identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu
tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak
menampakkan kecendrungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin meningkat.
Sebagai
bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
tersebut membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika
itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam
bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud
dalam sutu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya
berlaku dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai Negara yang terintegrasi
dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan
nuansa perkembangan dunia ini menuntut segera dibenahinya etika bisnis.
Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha sangat jauh tertinggal dari pertumbuhan dan perkembangan
dibidang ekonomi. Banyak perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional. Namun kenyataan yang terjadi, para pelaku bisnis banyak yang
hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan etika bisnis yang seharusnya.
Banyak bisnis yang mengabaikan norma-norma yang seharusnya.
1.2 .Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran Etika Bisnis?
- Apa Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya?
- Kasus – kasus apa saja yang pernah terjadi dan menunjukkan adanya pelanggaran dalam Etika Bisnis?
- Mengapa Etika dikatakan sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis?
- Bagaimanakah upaya atau langkah – langkah dalam menciptakan Etika Bisnis?
- Faktor apa saja yang menyebabkan terjadi pelanggaran etika dalam bisnis
1.3.
Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan hanya pada etika dalam bisnis dan contoh pelanggaran etika dalam
bisnis.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran Etika Bisnis.
- Untuk mengetahui Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya.
- Untuk mengetahui beberapa cotoh kasus pelanggaran Etika Bisnis
- Untuk mengetahui pentingnya Etika dalam menjalankan bisnis
- Mengetahui langkah - langkah dalam menciptakan Etika Bisnis.
1.5.
Metode Penelitian
Objek
penelitian ini adalah : Contoh pelanggaran dalam bisnis pada perusahaan
1.5.1. Data
1.5.1. Data
Data
yang digunakan oleh penulis :
Data
Sekunder berupa data kualitatif, yaitu dengan mencari data-data tentang etika
dalam bisnis dan contoh pelanggaran etika dalam bisnis
1.5 .2 Manfaat Penulisan
- Bagi penulis; menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya Etika dalam menjalankan sebuah bisnis yang berorientasi pada prospek jangka panjang, dan adanya pelanggaran – pelanggaran etika yang terjadi dalam bisnis oleh perusahaan – perusahaan tertentu membuat penulis menyadari bahwa kurangnya implementasi Etika Bisnis dan lemahnya hukum yang mengatur standar etika bisnis
- Bagi dunia pendidikan, menambah koleksi dan khasanah pengetahuan terutama dibidang Entrepreneurship (kewiraushaan) khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan menyusun makalah selanjutnya.
- Bagi industri atau perusahaan yang bersangkutan, sebagai bahan pertimbangan bagi instansi-intansi terkait dalam mencapai tujuannya agar lebih mengorientasikan kegiatan bisnisnya pada prospek jangka panjang dan sesuai dengan standar Etika Bisnis, karena kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
BAB II
2.1.
LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian
Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani
‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan
hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke
orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika juga berasal
dari kata ‘Ethikos’ (Yunani Kuno) yang berarti timbul dari kebiasaan yaitu
sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral . Etika berkembang menjadi studi
tentang manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda,
yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan
ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia
(Sumaryono, 1995).
2.1.2.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada di dalam organisasi.
2.1.3.
Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Pengertian moral seperti tanggung
jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti
perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata.
Ada dua pandangan yang muncul :
Ekstrem pertama, adalah pandangan
yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan
kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki
tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan
mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan
mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang
dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan
filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi
bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral
atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis
sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan
formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk
akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal
mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal
bertindak secara moral.
2.1.4. Teknologi dan Etika Bisnis
Teknologi
yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan
bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah
revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan
beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan
hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang
keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat ini,
organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang menarik
\BAB
III
3.1.
METODE PENELITIAN
3.1.1.
Objek Penelitian
Objek
penelitian ini adalah : Contoh pelanggaran dalam bisnis pada perusahaan
3.1.2.
Data yang Digunakan
Data
yang digunakan oleh penulis :
Data
Sekunder berupa data kualitatif, yaitu dengan mencari data-data tentang etika
dalam bisnis dan contoh pelanggaran etika dalam bisnis
BAB
IV
4.1. PEMBAHASAN
4.1.1. Pengertian Pelanggaran
Etika Bisnis
Kata
“etika” berasal dari bahasa yunani “ethos” yaitu ilmu yang secara khusus
menyoroti perilaku manusia dari segi moral. Etika adalah cabang dari filosofi
yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau moralitas (kesusilaan) dari
perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan – aturan
yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya) dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya) dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
4.1.2. Pinsip – prinsip Etka Bisnis
Etika
bisnis memiliki prinsip – prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar
kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998) mengemukakan prinsip-prinsip
etika bisnis sebagai berikut:
1.Prinsip Otonomi
Prinsip
otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan
bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya.
Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan
misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan
dan komunitasnya.
2.Prinsip Kejujuran
Kejujuran
merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan.
Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan,
maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3.Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip
ini berhubungan dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang
ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan (manajer dan segenap karyawan).
4.Prinsip keadilan
Perusahaan
harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang
sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5.Prinsip hormat pada diri
sendiri
Perlunya
menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat
jahat dan prinsip keadilan. Hormat pada diri sendiri maksudnya adalah
perusahaan harus menjaga nama baiknya dengan menerapkan prinsip jujur,
tidakberniat jahat, dan melakukan prinsip keadilan sehingga mendatangkan
apresiasi yang baik dari lingkungan.
4.1.3Pentingnya Etika Bisnis
Perilaku
etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup
makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Perspektif
Makro; pertumbuhan suatu negara tergantung pada market systemyang berperan
lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang
dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market systemuntuk dapat efektif, yaitu:
(a) Hak memiliki dan mengelola
properti swasta
(b) Kebebasan memilih dalam
perdagangan barang dan jasa
(c) Ketersediaan informasi yang
akurat berkaitan dengan barang dan jasa.
Jika
salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis,
maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan
sistem secara makro.
4.1.4. Langkah – langkah dalam
menciptakan etika bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis,
Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
- Pengendalian Diri; artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing – masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memerhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik"
- Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility); pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggungjawab sosial bisa dalam bentuk kepedulianterhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan dan lain – lain.
- Mempertahankan Jati Diri; mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang - ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
- Menciptakan Persaingan yang Sehat; persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effectterhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
- Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”; dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
- Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar; artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
BAB V
5.1. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita
ketahui bahwa petilaku etis dan kepercayaan (trust) dapat mempengaruhi operasi
perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
- Berkaca dari beberapa contoh kasus di atas, kita dapat melihat etika dan bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang.
- Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan criminal di bidang keuangan dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di Indonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek.
5.1.2. Saran
Para
pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi
kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. Seharusnya
para pelaku bisnis mengacu pada etika yang ada dalam bisnis, karena etika
bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Baswir, Revrisond. 2004. Etika
Bisnis. Dalam Kompas Senin, 08 Maret 2004. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Buchholtz, R.A and S. B.
Rosenthal. 1998. Business Ethics. Upper Saddle River,N.J.: Prentice Hall.
Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika
Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
DeGeorge, R. 2002. Business
Ethics. Upper Saddle River, N.J.: Prentice-Hall, 5 thEd.
Echols, John M and Shadily, Hasan.
1992. Kamus Inggris Indonesia. Penerbit PTGramedia, Jakarta.
Hatta, Mohammad. 1960. Pengantar
ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan. PT.
Pembangunan Djakarta. 31 Hal.It
Pin. 2006. Etika dan Bisnis. Dalam Kompas, Jumat 30 Juni 2006.
Mulkhan, Abdul Munir. 2005. Etika
Welas Asih dan Reformasi Sosial Budaya KiaiAhmad Dahlan. Dalam Kompas 1 Oktober
2005. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Nofie, lman, Nofie ?, Pengantar
Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Nofie, Iman. 2006. Etika Bisnis
dan Bisnis Beretika. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam
Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah Disajikan pada Seminar “Etika Bisnis Dalam
Pandangan Islam” yang Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
Cabang Bandung, sabtu 6 Maret 2004.
Sims, R. 2003. Ethics and
Corporate Social Responsibility - Why Giants Fall. C.T. Greenwood Press.
http://hafsahnpm11004204.blogspot.com/2012/10/makalah-etika-bisnis.html
https://docs.google.com/document/d/1dphvBVZNOXhN38lWWiRQT7nRrD1Ii9tk0qy86zrpyM/edit?hl=in&pli=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar