PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, berarti bahwa sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum.ada tiga factor penentu perilaku dalam organisasi meliputi :
- individu,
- Kelompok
- dan Struktur.
Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Beberapa variabel dependen meliputi :
- produktivitas,
- absensi
- turnover
- dan kepuasan kerja.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. roduktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).Produktivitas juga sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
- Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
- Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
- Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen.
Absenteeism
Absenteeism didefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran merugikan perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian, semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka semakin berkurang produktivitas kerjanya.
Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes adalah :
- Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan terhadap kelompok, norma kelompok kerja, gaya pemimpin, hubungan antar karyawan, dan kesempatan untuk maju.
- Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja.
- Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex dan family size
- Kepuasan pada situasi kerja
- Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem insentif, norma kelompok kerja,
Perputaran karyawan
Perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi :
- Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi
- Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi
- Harga /nilai dari perubahan kerja
Individu meninggalkan organisasi seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-alternatif yg mendorong mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada faktor lain yang membuat individu memilih untuk tetap bertahan, yakni faktor keterikatan. Individu yang merasa terikat dengan organisasi cenderung untuk tetap bertahan di organisasi.
Perilaku Kewargaan Organisasi
Merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Artinya, seseorang yang memiliki perilaku kewagaan tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi :
1. Budaya dan iklim organisasi
2. Kepribadian dan suasana hati
3. Persepsi terhadap dukungan organisasional
4. Persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan
5. Masa kerja, dan
6. Jenis Kelamin
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan penerimaan positif atas kondisi dan situasi kerja.Kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku.Keyakinan bahwa karyawan yang merasa puas lebih produktif bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di antara para manager selama bertahun-tahun, meski pun akhir-kahir ini terdapat keraguan tentang hubungan antara kepuasan – kinerja.
Kepuasan. Atau dapat dinyatakan bahwa :
- Kekuatan motivasi seseorang untuk berkinerja baik secara langsung nampak dari usahanya
- Ketika terjadi kinerja, individu memperoleh sejumlah hadil dari kerja. Hasil kerja ekstrinsik yang bisa saja tidak diterima oleh individu.
- Sebagai akibat dari diperolehnya hasil kerja dan persepsi yenyang nilai rata-rata hasil kerja, individu memiliki respon efektif positif atau negatif (kepuasan atau ketidakpuasan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar