Rabu, 05 Desember 2012

Proposal


1.1 Latarbelakang masalah
Kualitas pelayanan dapat diartikan pelayanan adalah suatu upaya yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan (Rangkuti, 2002:202). Sedangkan yang dimaksud pelayanan menurut Fandy Tjiptono (2000:58-59), adalah suatu sikap atau cara dalam melayani pelanggan supaya pelanggan mendapatkan kepuasan yang meliputi kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan.
Kepuasan konsumen dapat dicari apabila konsumen merasa semua kebutuhannya terpenuhi dan mendapatkan pelayanan yang dirasa konsumen cukup baik. Selain pelayanan alfamart dan indomart juga harus memperhatikan harga. Harga menjadi ciri yang sangat penting dalam lingkup sosial dan eksistensi suatu produk (Bayley dan Carrow, 1998). Harga menurut (Basu Swasta, 2003:251) adalah nilai suatu barang dan jasa yang dapat diukur dengan sejumlah uang. Harga adalah sejumlah pengorbanan (jumlah uang) yang dilakukan oleh seseorang (ditambah beberapa jika mungkin) untuk mendapatkan kombinasi barang atau jasa atau nilai tukar barang atau jasa dan berbagai macam pelayanan dan manfaat lain yang bersangkutan dengan

1.2 Perumusan Masalah
Sebagai dasar pengembangan kegiatan pemasaran adalah bauran pemasaran. Dengan beberapa faktor dan variabel pemasaran diharapkan terjadi interaksi antara pihak Alfamart atau Indomart dengan pihak konsumen. Indikasi dari kegiatan pemasaran itu adalah meningkatkan hasil penjualan atau paling tidak target penjualan dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Peningkatan hasil penjualan oleh perusahaan secara tidak langsung menunjukan kemampuan perusahaan menguasai pasar dan bersaing dengan yang lain. Secara umum kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) meliputi produk, pelayanan, harga dan promosi

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui  bagaimana hubungan pelayanan dengan konsumen
2.      Mengetahui harga terhadap keputusan untuk berbelanja
3.      Apakah ada kaitan promosi dengan minat beli pada konsumen

1.4 Kerangka Pemikiran
Seiring dengan perkembangan dunia usaha ritel di Indonesia, dewasa ini banyak ditemui mini market di kota-kota besar. Hal ini mendorong pengusaha waralaba Alfamart dan Indomart berusaha  bersaing secara sehat dalam merebut pasar konsumen. Guna memenangkan persaingan tersebut, maka pihak mini market perlu menjaga hubungan baik dengan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang baik, harga  yang bersaing melalui  promosi yang lebih menarik.
Hasil dari penelitian adalah : Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila pelayanan semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena pelayanan adalah perilaku penjual kepada pembeli, konsumen merasa dihargai dan mendapatkan barang ataujasa sesuai dengan keinginan, sehingga konsumen akan memutuskan pembelian. Harga mempunyai pengaruh positif  terhadap keputusan pembelian, apabila harga semakin sesuai, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadikarena harga merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa.
Konsumen menginginkan pengorbanan yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang diterimanya. Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila promosi  semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena promosi merupakan arus informasi atau persuasi yang bertujuan untuk memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk membeli produknya.

2.1 Kajian Teori
Ritel merupakan aktifitas mata rantai yang penting dari saluran distribusi, pengecer memainkan perannya sebagai penegah antara produsen agen dan para suplier lain dengan konsumen akhir yang mencakup perpindahan secara fisik ataupun jasa. Hendri Ma’ruf (2005:7) “pengecer adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga”.
        Kotler (2000:592) mendefinisikan usaha eceran retailing adalah, “semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis”. Bisnis ritel merupakan bisnis yang sangat penting dalam saluran disrribusi oleh karena itu setiap pelaku ritel haruslah memperhatikan aspek apek penting di dalamnya, menurut M.taufik Amir (2005:21) mengatakan ada beberapa aspek penting dalam menjalankan usaha eceran, antara lain adalah lokasi, layout toko (tata letak toko), ragam barang dagangan, proses pembelian barang, strategi penerapan harga, karyawan, periklanan dan promosi penjualan, pelayanan, teknologi, kekuatan manajemen dan keuangan. Ada beberapa jenis usaha eceran yang kini dilakukan oleh para pelakunya,usaha eceran makanan dan minuman yang disebut supermarket, dan untuk non food nya disebut dengan departemen store, sedangkan yang usaha menggabungkan keduanya dengan konsep yang lebih luas disebut Hypermarket.
Dari  bebrapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa usaha eceran merupakan saluran aktivitas  distribusi yang sangat penting, yaitu penjualan barang/jasa langsung kepada konsumen akhir dan bukan untuk dijual kembali
Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal seperti berkaitan dengan kebutuhan ekonomi, adapun faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliput i(Fandi Tjiptono, 2001:192):

  1. Harga, retail store yang menetapkan harga mat i(supermarket dan departement store) dan yang menetapkan harga flexibel atau dapat ditawar (discount store)
  2. Kemudahan, kemudahan ini mencakup semua hal mulai dari fasilitas parkir, kemudahan mencari barang, kemudahan bertransaksi sehingga dapat dengan cepat menyelesaikan transaksi dan pergi setelah membayar
  3. Kualitas produk yang ditawarkan, retail store menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sehingga konsumen tidak merasa kapok berbelanja di tempat tersebut.
  4. Bantuan wiraniaga, bantuan dalam melayanai, menjelaskan dan meyakinkan serta memberikan kemudahan terhadap konsumen yang hendak berbelanja, ini mencakup keaktifan atau kepasipan para wiraniaga
  5. Reputasi kejujuran dan kewajaran dalam jual beli
  6. Nilai yang ditawarkan
  7. Jasa jasa khusus yang ditawarkan, seperti pengantara barang gratis, pemberian  kredit, pemberian garansi tukar barang bila barang yang dibeli rusak atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.



2.2 Penelitian terdahulu

STRATEGI PEMASARAN ALFAMART DALAM MERAIH PANGSA PASAR DI DUNIA USAHA
Pengarang: Purubaya
Tahun : 2012

Kesimpulan:
Analisis Strategi Pemasaran merupakan salah satu alatyang digunakan untuk menganalisa dan  mengetahui bagaimana suatu perusahaan untuk melakukan upaya-upaya dalam memasarkan produk-produknya. Dalam pembahasan ini setiap strategi yang


ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMART

Pengarang : Diska Putri Septadianti dan Rr. Lulus Prapti NSS
Tahun : 2011

Kesimpulan:
Berdasarkan  penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut :
·         Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian,apabila pelayanan semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena pelayanan adalah perilaku penjual kepada pembeli, konsumen merasa dihargai dan mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan keinginan, sehingga konsumen akan memutuskan pembelian.
·         Harga mempunyai pengaruh positif  terhadap keputusan pembelian, apabila harga semakin sesuai, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena harga merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa. Konsumen menginginkan pengorbanan yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang diterimanya.
·         Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila promosi  semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena promosi merupakan arus informasi atau persuasi yang bertujuan untuk memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk membeli produknya.


Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret

Pengarang : Hendrikus Arianda , Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Tahun : 2008


Kesimpulan:
Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah minimarket. Dewasa ini bermunculan minimarket dengan berbagai fasilitas yang semakin lengkap. Pada dasarnya keberhasilan usaha ritel terletak pada penyediaan produk sehari-hari, baik secara kualitas maupun kuantitas serta harga yang terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
Dengan melihat banyaknya keinginan konsumen yang beraneka ragam, memberi peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan ritel minimarket di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini disebabkan karena letak daerah yang strategis dan dikelilingi oleh komplek perumahan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui kepuasan konsumen dengan mempertimbangkan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen dalam berbelanja di ritel minimarket Alfamart dan Indomaret

2.3 Hipotesis
1.        Ada pengaru antara promosi, pelayanan dalam minat berbelanja di alfa mart dan indomart

3.1 Metodologi Penelitian

STRATEGI PEMASARAN ALFAMART DALAM MERAIH PANGSA PASAR DI DUNIA USAHA
Pengarang: Purubaya
Tahun : 2012
Objek utama penelitian ini adalah di Alfamart Kemang Pratama 2 yang terletak di Jalan Raya Kemang Pratama Raya, Bekasi Selatan.Dalam penulisan ilmiah ini, data yang digunakan oleh penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan karyawan dan pemiliknya, yang penulis lakukan dengan cara mengikuti dan mengamati proses pekerjaan yang dilakukan di dalam minimarket Alfamart. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku serta situs-situs resmi yang mendukung pembahasan dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah ini penulis memperoleh data dari:

  • Studi Lapangan
Wawancara: diperlukan dalam rangka melengkapi data dengan mengajukan pertanyaan kepada pemilik dan karyawan minimarket Alfamart Kemang Pratama.

  • Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dari kumpulan catatan penulis serta buku-buku yang berkaitan dengan pemasaran dan penelitian ini.
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah dengan menggunakan media yang diterapkan langsung oleh minimarket Alfamart

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMART

Pengarang : Diska Putri Septadianti dan Rr. Lulus Prapti NSS
Tahun : 2012


Variabel penelitian dan Definisi Oprasional
·         Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variable-variabel yang akan dianalisis adalah pelayanan, harga, promosi sebagai variabel bebas atau independent (x), sedangkan variabel terikat atau variabel dependent adalah keputusan pembelian (y)
·         Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah unsur peneliti yang memberitahukan bagaimana mengukur semua variabel, petunjuk pelaksanaan tentang cara mengukur satu variabel yang sama. Adapun definisi operasional masing-masing dari variabel adalah sebagai  berikut:

  • Pelayanan (X1)
Pelayanan adalah suatu hal yang diberikan untuk memuaskan
mitra usaha atau konsumen atas barang atau jasa yang di tawarkan.
Variabel pelayanan diukur atas dasar tanggapan konsumen terhadap

  • Harga(X2)
Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan
sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan

  • Promosi (X3)
Promosi adalah usaha perusahaan yang dipakai untuk
mempengaruhi konsumen agar bersedia untuk membeli.

BAB 5



5.1 Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Adanya perbedaan kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart pada dimensi keresponsifan, assurance, empathy,  tangible sedang pada dimensi kehandalan tidak di temukan perbedaan yang signifikan karena kedua minimarket ini memiliki faslitas yang hampir sama setelah diadakan penelitian.
2.      Faktor-faktor yang membedakan kepuasan konsumen minimarket Indomaret dengan Alfamart adalah sebagai berikut :
1.      Fasilitas yang dimiliki didalam memberikan pelayanan,
2.      Penentuan lokasi,
3.      Pelayanan yang diberikan,

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:

  • Persediaan barang pada minimarket Indomaret agar dapat disajikan dengan lebih lengkap agar apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi.
  • Mayoritas konsumen Indonesia sensitive terhadap harga, karena itu Alfamart agar menekan harga dengan cara memutus saluran distributor yang panjang yang akan meminimalkan biaya dan pada akhirnya harga menjadi sama dengan pesaing. Selebaran yang full color dengan informasi produk dan harga tidak akan banyak mempengaruhi pembeli karena mereka juga akan mendapat selebaran yang sama menarik dari peritel lainya.
  • Pelayanan pada minimarket Indomaret sebaiknya ditambahkan dengan fasilitas pesan belanja melalui telpon agar tidak kalah dengan pesaing.
  • Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain dan organisasi perdagangan atau minimarket lain sebagai pembanding agar didapat hasil yang lebih sempurna

BAB 4



4.1 Deskripsi data, hasil penelitian dan analisis
Sedangkan pengukuran data yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan skala likert dengan kriteria skor sebagai berikut :
1.      Sangat Setuju (SS) = 5
2.      Setuju (S) = 4
3.      Ragu – Ragu (RR) = 3
4.      Tidak Setuju (TS) = 2
5.      Sangat Tidak Setuju =  1
Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan empat metode, yaitu :
1)      
Uji Validitas
Item-item pertanyaan yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas. Tujuannya adalah agar data yang diambil benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam metode validitas dan reliabilitas, acuan untuk mengambil keputusan valid atau tidaknya suatu item dapat dilakukan dengan melihat nilai seluruh item alpha. Bila nilai alpha seluruh bertanda positif maka item tersebut dianggap valid
2)      Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 ( Ghozali,2001:129 ).
3)      Uji Analisis Statistik Deskriptif
Uji ini digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean.
4)      Uji T-Test
Untuk pembuktian hipotesis dilakukan dengan T-Test atau T-score. Alasan peneliti menggunakan T-Test dalam menganalisa data adalah karenaT-Test pada prinsipnya adalah suatu teknik statistik untuk menguji hipotesis, tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara dua kelompok sampel dengan jalan perbedaan mean-meannya. Mencari nilai T uji sampel berpasangan dengan alat bantu sofwtware SPSS
5)      Metode Chi Square
Uji chi kuadrat ( Chi Square) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar terjadi / actual  (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesa dengan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan perdimensi berikut:
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar  31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
92
 

90
 
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar  31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,776 >28,217. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Harapan) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 27,787 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,010 > 20,229 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi assurance (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui bahwa dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 29,400 > 26,584. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 39,737  > 25,666. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Harapan) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda

BAB 3



3.1 Metodologi Penelitian

STRATEGI PEMASARAN ALFAMART DALAM MERAIH PANGSA PASAR DI DUNIA USAHA
Pengarang: Purubaya
Tahun : 2012

Objek utama penelitian ini adalah di Alfamart Kemang Pratama. Dalam penulisan ilmiah ini, data yang digunakan oleh penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan karyawan dan pemiliknya, yang penulis lakukan dengan cara mengikuti dan mengamati proses pekerjaan yang dilakukan di dalam minimarket Alfamart. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku serta situs-situs resmi yang mendukung pembahasan dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah ini penulis memperoleh data dari:

  • Studi Lapangan
Wawancara: diperlukan dalam rangka melengkapi data dengan mengajukan pertanyaan kepada pemilik dan karyawan minimarket Alfamart Kemang Pratama.

  • Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dari kumpulan catatan penulis serta buku-buku yang berkaitan dengan pemasaran dan penelitian ini.
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah dengan menggunakan media yang diterapkan langsung oleh minimarket Alfamart

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMART

Pengarang : Diska Putri Septadianti dan Rr. Lulus Prapti NSS
Tahun : 2012
Variabel penelitian dan Definisi Oprasional
·         Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variable-variabel yang akan dianalisis adalah pelayanan, harga, promosi sebagai variabel bebas atau independent (x), sedangkan variabel terikat atau variabel dependent adalah keputusan pembelian (y)
·         Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah unsur peneliti yang memberitahukan bagaimana mengukur semua variabel, petunjuk pelaksanaan tentang cara mengukur satu variabel yang sama. Adapun definisi operasional masing-masing dari variabel adalah sebagai  berikut:

  • Pelayanan (X1)
Pelayanan adalah suatu hal yang diberikan untuk memuaskan
mitra usaha atau konsumen atas barang atau jasa yang di tawarkan.
Variabel pelayanan diukur atas dasar tanggapan konsumen

  • Harga(X2)
Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan
sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan

  • Promosi (X3)
Promosi adalah usaha perusahaan yang dipakai untuk
mempengaruhi konsumen agar bersedia untuk membeli.

BAB 2



2.1 Kajian Teori
Ritel merupakan aktifitas mata rantai yang penting dari saluran distribusi, pengecer memainkan perannya sebagai penegah antara produsen agen dan para suplier lain dengan konsumen akhir yang mencakup perpindahan secara fisik ataupun jasa. Hendri Ma’ruf (2005:7) “pengecer adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga”.
        Kotler (2000:592) mendefinisikan usaha eceran retailing adalah, “semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis”. Bisnis ritel merupakan bisnis yang sangat penting dalam saluran disrribusi oleh karena itu setiap pelaku ritel haruslah memperhatikan aspek apek penting di dalamnya, menurut M.taufik Amir (2005:21) mengatakan ada beberapa aspek penting dalam menjalankan usaha eceran, antara lain adalah lokasi, layout toko (tata letak toko), ragam barang dagangan, proses pembelian barang, strategi penerapan harga, karyawan, periklanan dan promosi penjualan, pelayanan, teknologi, kekuatan manajemen dan keuangan. Ada beberapa jenis usaha eceran yang kini dilakukan oleh para pelakunya,usaha eceran makanan dan minuman yang disebut supermarket, dan untuk non food nya disebut dengan departemen store, sedangkan yang usaha menggabungkan keduanya dengan konsep yang lebih luas disebut Hypermarket.
Dari  bebrapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa usaha eceran merupakan saluran aktivitas  distribusi yang sangat penting, yaitu penjualan barang/jasa langsung kepada konsumen akhir dan bukan untuk dijual kembali
Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal seperti berkaitan dengan kebutuhan ekonomi, adapun faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliput i(Fandi Tjiptono, 2001:192):

  1. Harga, retail store yang menetapkan harga mat i(supermarket dan departement store) dan yang menetapkan harga flexibel atau dapat ditawar (discount store)
  2. Kemudahan, kemudahan ini mencakup semua hal mulai dari fasilitas parkir, kemudahan mencari barang, kemudahan bertransaksi sehingga dapat dengan cepat menyelesaikan transaksi dan pergi setelah membayar
  3. Kualitas produk yang ditawarkan, retail store menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sehingga konsumen tidak merasa kapok berbelanja di tempat tersebut.
  4. Bantuan wiraniaga, bantuan dalam melayanai, menjelaskan dan meyakinkan serta memberikan kemudahan terhadap konsumen yang hendak berbelanja, ini mencakup keaktifan atau kepasipan para wiraniaga
  5. Reputasi kejujuran dan kewajaran dalam jual beli
  6. Nilai yang ditawarkan
  7. Jasa jasa khusus yang ditawarkan, seperti pengantara barang gratis, pemberian  kredit, pemberian garansi tukar barang bila barang yang dibeli rusak atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.



2.2 Penelitian terdahulu

STRATEGI PEMASARAN ALFAMART DALAM MERAIH PANGSA PASAR DI DUNIA USAHA
Pengarang: Purubaya
Tahun : 2012
Kesimpulan:
Analisis Strategi Pemasaran merupakan salah satu alatyang digunakan untuk menganalisa dan  mengetahui bagaimana suatu perusahaan untuk melakukan upaya-upaya dalam memasarkan produk-produknya. Dalam pembahasan ini setiap strategi yang


ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMART

Pengarang : Diska Putri Septadianti dan Rr. Lulus Prapti NSS
Tahun : 2011
Kesimpulan:
Berdasarkan  penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut :
·         Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian,apabila pelayanan semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena pelayanan adalah perilaku penjual kepada pembeli, konsumen merasa dihargai dan mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan keinginan, sehingga konsumen akan memutuskan pembelian.
·         Harga mempunyai pengaruh positif  terhadap keputusan pembelian, apabila harga semakin sesuai, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena harga merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa. Konsumen menginginkan pengorbanan yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang diterimanya.
·         Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila promosi  semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena promosi merupakan arus informasi atau persuasi yang bertujuan untuk memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk membeli produknya.


Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret
Pengarang : Hendrikus Arianda , Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Tahun : 2008

Kesimpulan:
Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah minimarket. Dewasa ini bermunculan minimarket dengan berbagai fasilitas yang semakin lengkap. Pada dasarnya keberhasilan usaha ritel terletak pada penyediaan produk sehari-hari, baik secara kualitas maupun kuantitas serta harga yang terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
Dengan melihat banyaknya keinginan konsumen yang beraneka ragam, memberi peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan ritel minimarket di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini disebabkan karena letak daerah yang strategis dan dikelilingi oleh komplek perumahan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui kepuasan konsumen dengan mempertimbangkan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen dalam berbelanja di ritel minimarket Alfamart dan Indomaret
2.3 Hipotesis
1.      Ada pengaru antara promosi, pelayanan dalam minat berbelanja di alfa mart dan indomart yang saling membedakan antara indomart dan alfamart

BAB 1



1.1 Latarbelakang masalah
Kualitas pelayanan dapat diartikan pelayanan adalah suatu upaya yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan (Rangkuti, 2002:202). Sedangkan yang dimaksud pelayanan menurut Fandy Tjiptono (2000:58-59), adalah suatu sikap atau cara dalam melayani pelanggan supaya pelanggan mendapatkan kepuasan yang meliputi kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan.
Kepuasan konsumen dapat dicari apabila konsumen merasa semua kebutuhannya terpenuhi dan mendapatkan pelayanan yang dirasa konsumen cukup baik. Selain pelayanan alfamart dan indomart juga harus memperhatikan harga. Harga menjadi ciri yang sangat penting dalam lingkup sosial dan eksistensi suatu produk (Bayley dan Carrow, 1998). Harga menurut (Basu Swasta, 2003:251) adalah nilai suatu barang dan jasa yang dapat diukur dengan sejumlah uang. Harga adalah sejumlah pengorbanan (jumlah uang) yang dilakukan oleh seseorang (ditambah beberapa jika mungkin) untuk mendapatkan kombinasi barang atau jasa atau nilai tukar barang atau jasa dan berbagai macam pelayanan dan manfaat lain yang bersangkutan dengan

1.2 Perumusan Masalah
Sebagai dasar pengembangan kegiatan pemasaran adalah bauran pemasaran. Dengan beberapa faktor dan variabel pemasaran diharapkan terjadi interaksi antara pihak Alfamart atau Indomart dengan pihak konsumen. Indikasi dari kegiatan pemasaran itu adalah meningkatkan hasil penjualan atau paling tidak target penjualan dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Peningkatan hasil penjualan oleh perusahaan secara tidak langsung menunjukan kemampuan perusahaan menguasai pasar dan bersaing dengan yang lain. Secara umum kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) meliputi produk, pelayanan, harga dan promosi

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui  bagaimana hubungan pelayanan dengan konsumen
2.      Mengetahui harga terhadap keputusan untuk berbelanja
3.      Apakah ada kaitan promosi dengan minat beli pada konsumen

1.4 Kerangka Pemikiran
Seiring dengan perkembangan dunia usaha ritel di Indonesia, dewasa ini banyak ditemui mini market di kota-kota besar. Hal ini mendorong pengusaha waralaba Alfamart dan Indomart berusaha  bersaing secara sehat dalam merebut pasar konsumen. Guna memenangkan persaingan tersebut, maka pihak mini market perlu menjaga hubungan baik dengan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang baik, harga  yang bersaing melalui  promosi yang lebih menarik.
Hasil dari penelitian adalah : Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila pelayanan semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena pelayanan adalah perilaku penjual kepada pembeli, konsumen merasa dihargai dan mendapatkan barang ataujasa sesuai dengan keinginan, sehingga konsumen akan memutuskan pembelian. Harga mempunyai pengaruh positif  terhadap keputusan pembelian, apabila harga semakin sesuai, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadikarena harga merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa.
Konsumen menginginkan pengorbanan yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang diterimanya. Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, apabila promosi  semakin ditingkatkan, maka keputusan pembelian semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena promosi merupakan arus informasi atau persuasi yang bertujuan untuk memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk membeli produknya.

Arsip Blog